Rabu, 05 Oktober 2011

Heartbreak.com


Dari beberapa bulan sebelumnya, Logika di otakku sudah pernah berkata hal ini pasti terjadi, tapi hati waktu itu masih tetap saja menolaknya. Berkali-kali kupastikan agar si Logika menang menghadapi hati, tetap saja tidak berhasil.

Logika berkali-kali memastikan dan mengingatkanku agar hati tak hancur lagi, tapi hati selalu menantang ku untuk tidak merasa takut.  Memang hati itu selalu egois, karena kenyataanya berkali-kali Logika harus mengalah.

Malam ini sungguh berakhir dengan sebuah kepalsuan. Malam kuhabiskan dengan tertawa dan tersenyum lebar, Kepalsuan tentang keadaan yang seolah-olah baik-baik saja.  Sekeras apa tertawa malam ini rasanya tetap sunyi. I’m in crowded place but feel like living in the solitare place . Sial, kenapa ini seperti cerita di drama asia yang pernah kutonton ataupun sinetron yang sama sekali tidak ada ketertarikan untuk menontonya.

Dua setengah jam sudah kucoba untuk membunuh waktu. Bukan kegiatan yang penting tapi cukup menghibur . Aku masih ingat perdebatan antara Logika dan Hati tadi, ketika mereka saling menyalahkan atas keadaan ini. 
“Hai otak, sekarang kau sadar kan dengan apa yang terjadi ?! Sudah kuperingatkan sejak lama, tetap saja kau tidak percaya. Lalu apa yang bisa kau lakukan kalau sudah seperti ini?” kata Logika.

Kali ini nampaknya Logika berucap dengan penuh bangga karena merasa dialah yang benar dan tidak salah tafsir, dan mungkin  kali ini di berniat mengacungkan jari telujuknya sambil menunjuk-nunju ke arah si hati
“Iya aku tau. Aku yang tidak percaya padamu, aku yang tidak bisa mengendalikan perasaanku, aku yang sekarang merasakan perih seperti diiris-iris. Tapi kau juga salah, kau tidak pernah memahamiku, kau hanya memikirkan sesuatu yang bisa kau hitung dan berguna untukmu. ” Si hati berucap juga.
Nampaknya Hati berusaha membela diri dan mempertahankan argumennya yang hanya dia pahami seorang diri.

Dear i don’t know,  Aku masih menunggu sesuatu yang menyenangkan hingga hari berganti.  Aku masih ingin menantang malam ini sebelum pagi. Menantang sebuah perdebatan Logika vs hati.  Seperrtinya perdebatan ini masih panjang, tapi aku ingin semua selesai hari ini, mendamaikan logika dan hati.

Satu hal yang selalu membuatku bertanya. Kenapa ketika patah hati selalu membuatku merasa kembali ke masa lalu?? Masa dimana aku yang dulu sangat berbeda dengan aku yang sekarang . Aku yang dulu lebih pemberani, aku yang dulu lebih independent, aku yang dulu lebih bisa melakukan sesuatu yang lebih baik dari sekarang, aku yang dulu suka akan menantang maut, aku yang dulu yang tidak takut menghadapi kesendirian sekalipun, aku yang dulu tidak akan pernah merasa takut jika harus berkeliling dunia seorang diri sekalipun, aku yang dulu  mempunyai banyak mimpi, dan aku  yang dulu dapat dikategorikan rajin membuat goresan tinta yang terdiri dari deretan kata-kata yang akhirnya menciptakan sesuatu walaupun pada akhirnya hilang entah kemana. Dan sekarang keluarlah kata-kata  “ Fu*king sh*t ” ini. Kata-kata yang memang amat sangat langka kuucapkan.  Murkaa....Murkaa.....aaa...

Why all this things should be ended in Saturday Night? Why? Don’t you think that i deserve to get something special !!??  One thing that i know, i have to collect all the pieces of heart. I hope i can find all of it, grab with my hands, and complete this ‘heartbreak puzzle’.  Terima kasih tinta merah, terima kasih malam. Terima kasih semua berakhir dimalam yang indah, Saturday Night , a night which always be a wonderful night. Yes, it is. It’s really wonderful night.  You’re succesfully breaking my heart. I wonder why.. I cry as Loud as i can, but my tears never come out.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar