Rabu, 19 Oktober 2011

f r i e n d ................ was it ?????


-->

        It’s been 2 years ago since the last we met and we haven’t met again. I remember, the last I saw you when you were wearing your white T-shirt and your blue jeans. You didn't look great but you’re always look nice, as always.
           How do you look now?? I’m in a little curious. But, i guess your not as nice as i saw you for the first time. I was interested from the first i saw you. His thought, his way of life, idealism, very unusual and it was so me . I have ever admired him when knowing that he was only alone living’ in my little city.  Just admiring not more. Am i sure?? Yup.., absolutely sure.  Have a feeling more than just admiring, i never did it, and absolutely i don’t want to have such kind of feeling.
        You liked to wear your blue jeans and your white t-shirt, then you covered your  t-shirt with black formal dress. Your glasses made you look older.., but i liked that.  I liked your philosophy about a person who always asking money to the others. You’ve ever said that “ Don’t look back or even look at they face when you’re not going to give (money )”.  How i remember that words exactly until right now.  You always did nothing but i couldn't keep my eyes from you.
       I think there’s  never enough words to describe you, even in fact that we were never close each other.  But, no mater what, i did always give a damn to you. May be you never see me, the real i am, what kind of person i am,  how i used to think about something, or what music i love the most.  I know that you were always have a bad impression with me. You don’t know me well, that’s why you did it . I hope someday in the next next next next , you feel regret why you never know me well.
       The fact that we were never and close each other,even being friend, this could be something that i regret. I ever think, ‘why should i regret‘? And why i remember all stories about you? I have no reason for sure. You’re name just came up then i’ll say ‘I want to be you friend’ . We rarely spoke each other, we rarely met , we rarely spent our colleague time together. I wanted to hear all your story, i wanted to hear your funny jokes or your  cranky jokes, i wanted to tell my story to you supposed you knowing me well.
       Now i hear that you have a great job in one of Indonesian political party. Hum..,, i believe that you’ll be involved in those kind of job.  You really know what should you do and reach what you want to reach. That’s good. Different with me. I haven’t finished yet what will i do with my life. I’m just like a loser. Teach me how to be a good person!!  Teach me how i can reach my dream!!. Hey, you’re the real philosopher, be my friend..!!!!

‘Sang Aktivis Kampung’


-->
        Genap sudah usianya menginjak 50 di tahun ini, namun seakan-akan semangatnya tidak pernah meredup untuk membuat suatu perubahan di kampungnya. Seperti biasa, pagi ini dia memulai aktifitasnya sebagai ibu rumah tangga biasa. Menyapu, mencuci, memasak,memang  sudah fasih dia lakukan, mungkin karena itu beberapa hal yang dilakukannya sehari-hari.
           Handpohone di ruang tamu kembali berdering. Buru-buru dia mengangkatnya sembari membetulkan handuk yang tadi melingkar di lehernya dan hampir jatuh. Oh, rupanya orang yang berbicara di telepon itu salah satu aktifis kampung lain yang menginginkan kehadirannya  sebagai ‘ketua pengurus lansia ’ di acara syawalan kelurahan.  Ini memang undangan acara syawalan  kesekian kali yang memang dia berencana untuk mendatanginya.
        Sepak terjangnya sebagai aktifis di kampung mungkin sudah lebih dari 20 tahun ia geluti. Debutan karirnya dimulai dari sebuah arisan RT, dimana dia diberi kepercayaan sebagai  ‘Bendahara’.  Kemudian dia mulai merambah ke dunia Arisan RW. Dan lagi dia dipercaya sebagai Bendahara. Karirnya makin menanjak dan ia pun semakin populer hingga akhirnya beberapa tahun kemudian dia didaulat sebagai Bendahara perkumpulan Ibu-Ibu PKK.  Kurang lebih 15 tahun menapaki  dunia PKK , karirnya berkutat sebagai Bendahara atau Sekertaris. Namun, dari jabatan tersebutlah  akhirnya dia dikenal hingga wilayah Kelurahan dan Kecamatan.  Entah itu sial atau beruntung, namun jika ada pemilihan tugas sebagai Bendahara ataupun Sekertaris, sang Aktifis Kampung lah yang selalu dicalonkan pertama kali dan selalu menjadi kandidat  tunggal.
         Tidak cukup hanya berkutat dengan dunia Bendahara ataupun Sekertaris.  Dirinya yang amat mencintai olahraga sering mengajak  seluruh warga kampung, khususnya Ibu-Ibu untuk berolah raga. Dari menggalakkan senam Kampung dengan menghadirkan Instruktur  Aerobik  hingga mempopulerkan Olahraga minggu pagi  untuk Ibu-Ibu di kampung kami, ke daerah Imogiri. Saking gencarnya menggerakkan program senam kampung , dia juga  diminta secara khusus oleh pihak kelurahan untuk mengikuti kursus Instruktur senam yang digalakkan oleh kelurahan . Selain itu, dia juga aktif sebagai Pengurus Posyandu Balita dan ikut aktif memantau perkembangan Balita.  Hal yang paling membantu adalah Sang aktifis rupanya memang tipikal orang yang gemar mencatat. Semua pengarahan dari Dokter Puskesmas yang rutin tiap bulan mengunjungi Posyandu Balita selalu ia catat dan kemudian ia pelajari baik-baik. Kemudian, 4 tahun belakangan, ia didaulat sebagai ketua Pengurus Lansia. Tugasnya cukup sulit menurutku, karena selain membantu program kelurahan memantau kesejahteraan Lansia ia juga harus memastikan bahwa lansia-lansia di daerah kami harus tetap bugar dan masih aktif diikutsertakan jika ada perlombaan antar lansia di kelurahan. Pernah suatu waktu , diminta untuk menduduki sebuah posisi disalah satu instansi pemerintah daerah oleh kenalannya di kecamatan dan kelurahan yang memang mengetahui persis sepak terjang sang aktifis. Namun, sang aktifis menolak. Dia merasa tidak mampu jika mengemban tugas sebagai  salah satu Pejabat Desa tersebut. Sang aktivis yang hanya mengenyam pendidikan hingga bangku SMA juga merasa minder, terlebih lagi gunjingan-gunjingan yang akan dia terima jika dirinya menjadi salah satu pejabat desa menambah niat sang aktivis menjadi surut. Maka dari itu, dia putuskan untuk menjadi aktivis kampung ketimbang menjadi bagian dari pejabat kampung.  Dia lebih memilih menggalakkan berbagai program, baik yang merupakan program pemerintah maupun program underground yang dilakukan ibu-ibu Pkk. Beberapa bulan lalu juga diadakan pemilihan pengurus sebuah badan baru ditingkat kelurahan. Dan lagi, sang aktifis lah yang dicalonkan dan pada akhirnya terpilihlah ia sekaligus berhasil mengalahkan popularitas sang Pejabat Kampung (Bu RW).
         Menjadi aktifis kampung bukan berarti perkara gampang. Biarpun hanya di level kampung, intrik-intrik yang terjadi sama menantangnya dengan intrik di dunia politik. Dari aktifis kampung kacangan yang hanya bermodal nimbrung hingga pejabat kampung yang merasa iri dan kalah pamor, sepertinya berlomba-lomba menghambat sepak terjang Sang aktifis. Tipu muslihat , adu domba, fitnah, salah paham, juga pernah ikut meramaikan intrik dan polemik dalam perjalanan karir sang aktifis kampung.
Kadang sang aktivis kampung merasa lelah karena bertahun-tahun hanya berkutat dengan hal itu-itu saja. Entah sampai kapan sepak terjang sang aktivis kampung tersebut bertahan. Namun, membuat kampung menjadi lebih baik, lebih maju, dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat yang membutuhkan, selalu menjadi penyemangat sang aktivis kampung.
        ‘Sang aktivis kampung’ , i dedicate this for the one and the only one, my beloved, my guardian angel, my sidekick, a person who always next to me whoever whatever I am, SHE IS MY MOM. I know this type-writing doesn’t good enough. But this is show that i really support whatever you’ve did. A dedication and an appriciation which she never got before. This is just for you. Luv ya Mom.

Rabu, 05 Oktober 2011

Heartbreak.com


Dari beberapa bulan sebelumnya, Logika di otakku sudah pernah berkata hal ini pasti terjadi, tapi hati waktu itu masih tetap saja menolaknya. Berkali-kali kupastikan agar si Logika menang menghadapi hati, tetap saja tidak berhasil.

Logika berkali-kali memastikan dan mengingatkanku agar hati tak hancur lagi, tapi hati selalu menantang ku untuk tidak merasa takut.  Memang hati itu selalu egois, karena kenyataanya berkali-kali Logika harus mengalah.

Malam ini sungguh berakhir dengan sebuah kepalsuan. Malam kuhabiskan dengan tertawa dan tersenyum lebar, Kepalsuan tentang keadaan yang seolah-olah baik-baik saja.  Sekeras apa tertawa malam ini rasanya tetap sunyi. I’m in crowded place but feel like living in the solitare place . Sial, kenapa ini seperti cerita di drama asia yang pernah kutonton ataupun sinetron yang sama sekali tidak ada ketertarikan untuk menontonya.

Dua setengah jam sudah kucoba untuk membunuh waktu. Bukan kegiatan yang penting tapi cukup menghibur . Aku masih ingat perdebatan antara Logika dan Hati tadi, ketika mereka saling menyalahkan atas keadaan ini. 
“Hai otak, sekarang kau sadar kan dengan apa yang terjadi ?! Sudah kuperingatkan sejak lama, tetap saja kau tidak percaya. Lalu apa yang bisa kau lakukan kalau sudah seperti ini?” kata Logika.

Kali ini nampaknya Logika berucap dengan penuh bangga karena merasa dialah yang benar dan tidak salah tafsir, dan mungkin  kali ini di berniat mengacungkan jari telujuknya sambil menunjuk-nunju ke arah si hati
“Iya aku tau. Aku yang tidak percaya padamu, aku yang tidak bisa mengendalikan perasaanku, aku yang sekarang merasakan perih seperti diiris-iris. Tapi kau juga salah, kau tidak pernah memahamiku, kau hanya memikirkan sesuatu yang bisa kau hitung dan berguna untukmu. ” Si hati berucap juga.
Nampaknya Hati berusaha membela diri dan mempertahankan argumennya yang hanya dia pahami seorang diri.

Dear i don’t know,  Aku masih menunggu sesuatu yang menyenangkan hingga hari berganti.  Aku masih ingin menantang malam ini sebelum pagi. Menantang sebuah perdebatan Logika vs hati.  Seperrtinya perdebatan ini masih panjang, tapi aku ingin semua selesai hari ini, mendamaikan logika dan hati.

Satu hal yang selalu membuatku bertanya. Kenapa ketika patah hati selalu membuatku merasa kembali ke masa lalu?? Masa dimana aku yang dulu sangat berbeda dengan aku yang sekarang . Aku yang dulu lebih pemberani, aku yang dulu lebih independent, aku yang dulu lebih bisa melakukan sesuatu yang lebih baik dari sekarang, aku yang dulu suka akan menantang maut, aku yang dulu yang tidak takut menghadapi kesendirian sekalipun, aku yang dulu tidak akan pernah merasa takut jika harus berkeliling dunia seorang diri sekalipun, aku yang dulu  mempunyai banyak mimpi, dan aku  yang dulu dapat dikategorikan rajin membuat goresan tinta yang terdiri dari deretan kata-kata yang akhirnya menciptakan sesuatu walaupun pada akhirnya hilang entah kemana. Dan sekarang keluarlah kata-kata  “ Fu*king sh*t ” ini. Kata-kata yang memang amat sangat langka kuucapkan.  Murkaa....Murkaa.....aaa...

Why all this things should be ended in Saturday Night? Why? Don’t you think that i deserve to get something special !!??  One thing that i know, i have to collect all the pieces of heart. I hope i can find all of it, grab with my hands, and complete this ‘heartbreak puzzle’.  Terima kasih tinta merah, terima kasih malam. Terima kasih semua berakhir dimalam yang indah, Saturday Night , a night which always be a wonderful night. Yes, it is. It’s really wonderful night.  You’re succesfully breaking my heart. I wonder why.. I cry as Loud as i can, but my tears never come out.