Minggu, 11 September 2011

bertemu Raka lagi

         Di sore yang terik kemarin, untuk yang ke sekian kalinya, aku melihat si mantan muridku yang pemberani itu. Masih sama seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya, aku bertemu di jalan itu, jalan yang sama dimana aku selalu melihatnya. Sambil memegang layang-layang ,dia berlari menyusuri jalan itu bersama seorang temannya. Cukup lama juga tidak melihatnya . Tidak banyak  yang berubah, wajahnya masih sama tapi tingginya bertambah, dan tubuhnya masih sama kurusnya apalagi kaos merah lusuh yang dia kenakakan kemarin membuatnya semakin terlihat kurus. Selain kurus, kulitnya yang bertambah semakin hitam, cukup membuktikan bahwa dia sering bermain dan berpanas-panas ria. Melihatnya berlari mengejar layang-layang sempat membuatku bernostalgia sebentar ke masa lalu. Ingatanku kembali ke masa dimana hal itu juga sering kulakukan bersama teman sepermainanku dulu. Ah.., tapi itu masa lalu . Tapi begitu menyenangkannya waktu itu.

         Mungkin salah satu hal paling menyenangkan di dunia ini adalah menjadi anak-anak. Yang kita tahu hanya bermain dan bermain. Tidak perlu mengurusi dan memperdulikan segala macam hal yang terjadi di dunia, such as demonstrasi ,permasalahan politik, perebutan kekuasaan, pengeboman kantor polisi, atau apalah itu namanya sort of those political matters. Berlari-lari di tepi jalan atau menyusuri jalan beraspal panas. Ya, aku teringat jaman dulu, aku juga pernah mengalaminya. Dulu, hanya untuk sebuah layangan putus, berlari hingga berpeluh pun dan tanpa memperdulikan kendaraan yang berseliweran yang mungkin bisa saja menabrak tetap kulakukan.  So silly.. but it was wonderful. I felt like am a 'Kite Runner'. Hitam.., ya memang hitam. Tapi dulu hal-hal seperti itu tidak terlalu penting, yang paling penting adalah latihan berkompetisi, berebut dan berhasil mendapatkan sebuah layangan putus itu mungkin hanya sebagai bonus dari keberhasilan sebuah kompetisi.

          Sayang aku tidak sempat menyapa Raka.  I saw him while i was riding my motorcycle. So, it was impossible to call him. Melihat Raka waktu itu juga cukup mengingatkanku dengan murid-muridku. Sudah lama tidak mengajar dan ternyata kangen juga . But over all, I hope that he's alright and wonderful. I'm sure that there's a great future for his life.